Pada awal 1830-an, dunia dikejutkan oleh keberadaan sebuah getah yang sangat unik. Getah itu berasal dari Brazil dan bersifat tahan air dan dinamakan ‘karet’. Namun kemudian, banyak yang melupakan bahan getah ini karena sulitnya pengolahannya menjadi sesuatu yang bermanfaat. Bagaimana tidak? Karet yang digadang-gadang sebagai barang unik itu tidak dapat diolah oleh pabrik manapun. Hasilnya justru bahan yang membeku ketika musim dingin dan meleleh ketika musim panas. Intinya bahan itu benar-benar tampak tidak berguna.
Namun, seseorang dari Philadelphia, Amerika Serikat, bernama Charles Goodyear sudah terlanjur jatuh cinta kepada bahan baru ini. Karet membuatnya sangat tertarik sampai-sampai ia meminjam ke sana kemari demi membelinya.
Ia menghabiskan banyak uang yang didapatkan dengan berutang. Akhirnya, ia ditahan oleh rentenir sebab tidak sanggup membayar utang. Jeruji penjara ternyata tidak bisa menghentikan ketertarikannya pada karet. Ia meminta istrinya membawakan setumpuk karet dan penggiling roti. Di dalam tahanan itulah, ia melakukan berbagai percobaan. Ia mengolah berbagai macam adonan, mengaduk-aduk getah karet selama berjam-jam.
Ia menghabiskan banyak uang yang didapatkan dengan berutang. Akhirnya, ia ditahan oleh rentenir sebab tidak sanggup membayar utang. Jeruji penjara ternyata tidak bisa menghentikan ketertarikannya pada karet. Ia meminta istrinya membawakan setumpuk karet dan penggiling roti. Di dalam tahanan itulah, ia melakukan berbagai percobaan. Ia mengolah berbagai macam adonan, mengaduk-aduk getah karet selama berjam-jam.
Meskipun Goodyear tidak pernah mendapatkan keuntungan finansial dari hasil temuannya, ia memberi sumbangan yang sangat berharga dunia. Kalau bukan karena jasanya, mungkin mobil-mobil tidak akan senyaman saat ini. Ketika semua orang melihat sebuah masalah, Goodyear justru melihatnya sebagai tantangan.
” Hidup tidak bisa dinilai dengan standar dolar dan sen” – Charles Goodyear.
Adapted from 101 Kisah Inspiratif - Assep Purna